Selasa, 03 Maret 2015

Tugas Wisata Bali Pulau Dewata

LAPORAN WISATA BELAJAR BALI
TAHUN AJARAN 2010/2011


DISUSUN OLEH
1. AMALIA KRISTI             (13)
2. DIAN NUR ARINI                       (14)
3. NURUL LATIFAH                       (25)
4. RESTU WIJAYANTI        (26)

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
PROPINSI D.I. YOGYAKARTA
SMA NEGERI 2 WATES
2011
HALAMAN PENGESAHAN

            Di syahkan oleh Panitia Study Tour SMA Negeri 2 Wates, Kulon Progo, Yogyakarta.
                        Hari dan Tanggal        :
                        Tempat                        : SMA Negeri 2 Wates, Kulon Progo


Mengetahui dan Mengesahkan
Kepala SMA N 2 Wates                                             Pembimbing


Drs. H. Mudjijono                                                    R. Bambang Sumitro
NIP. 19550710 197803 1 007                                            NIP 19600416 198703 1 011









KATA PENGANTAR
            Penulisan karya tulis yang berjudul “LAPORAN WISATA BELAJAR BALI” ini dibuat untuk melengkapi tugas wajib kelas XI tahun pelajaran 2010/2011 di SMA Negeri 2 Wates.
            Berdasarkan data yang terkumpul serta berdasarka ilmu pengetahuan yang diterima disekolah, penulis menyusun karya tulis ini dengan judul “LAPORAN WISATA BELAJAR BALI”
            Dalam rangka penyusunan karya tulis, penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah mengaruniakan taufik dan Hidayah-Nya sehingga bisa lancar dalam menyusun laporan ini.
            Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Kepala SMA Negeri 2 Wates yang telah memberikan ijin kepada kami untuk membuat karya tulis.
            Penulis mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing yang telah membantu dalam pengumpuan data dan bersedia meluangkan waktunya untuk member bimbingan dalam penyusunan karya tulis ini sehingga dapat terbentuk suatu karya tulis yang baik.
            Penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam karya tulis ini sehingga karya tulis ini dapat lebih baik.
            Atas terbentuknya karya tulis ini penulis mengucapkan selamat membaca dan selamat menikmati. Semoga ada intinya bagi pembaca. Apabila dalam menyusun karya tulis ini banyak kesalahan dan kekurangan, penulis memohon agar pembaca memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Dan penulis mengucapkan terima kasih.
                                                                                    Wates,             April 2010
                                                                                    Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN MOTTO

HALAMAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Alasan Pengambilan Judul

B. Tujuan

C. Metode

D. Sistematika

BAB II PANDANGAN PULAU BALI

BAB III TANAH LOT

BAB IV BAJRE SANDI

BAB V SANUR

BAB VI JOGER

BAB VII KUTA

BAB VIII TARI BARONG

BAB IX KRISNA

BAB X HUTAN MAGROVE

BAB XI GARUDA WISNU KENCANA

BAB XII SANGEH

BAB XII BEDUGUL

BAB XII




BAB I
PENDAHULUAN
A. Alasan Pengambilan Judul
             Penulis mengambil Judul Laporan Wisata Belajar Bali karena : selain wisata menghilangkan pikiran yang jenuh setelah ulangan semester ganjil tetapi juga belajar. Belajar budaya dari sisi positifnya. Disamping itu penulis memilih judul ini untuk membuat laporan selama wisata di Bali. Dan karena tempat yang dikunjungi adalah Bali.
B. Tujuan
            Dalam pelaksanaan Study Tour di Pulau Bali ini penulis bertujuan ingin mengetahui obyek-obyek wisata di Pulau Bali dan bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat. Dan saya juga ingin mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah saya peroleh dengan cara menyusun karya tulis.
C. Metode Pengumpulan Data
            Di dalam penyusunan karya tulis ini data-datanya saya peroleh dengan cara :
            1. interview (wawancara).
            2. Collecting Mettode (Literatur, data-data yang terdapat dalam buku).
            3. Mendengarkan Ceramah dan Pemandu.
D. Sistematika
BAB I PENDAHULUAN
Disampaikan alas an pengambilan judul, tujuan serta metode pengumpulan data.
BAB II PANDANGAN PULAU BALI
Penulis menerangkan pemerintahan, keadaan tanah, mata pencaharian, system pertanian, kerajinan, kesenian, Upacara Agama dan adat istiadat, Kepercayaan dan Agama.
BAB III TANAH LOT
Pemandangan panorama alam yang indah. Batu-batu karang hitam menjulang tinggi serta pemandangan laut yang menambah indah.
BAB IV SANUR
Pantai Sanur yaitu pantai di timur kota dan pasar yang sanagt terkenal. Dapat disaksikan terbitnya matahari (sun rise) di pagi hari.
BAB V TAMPAK SIRING
Istana kepresidenan yang mengandung banyak nilai sejarah
BAB VI SANGEH
Hutan cagar alam yang di huni banyak kera.
BAB VII KUTA
Terdapat obyek wisata yang indah dengan pantai yag mempunyai pasir yang berwarna putih.
BAB VIII TARI BARONG DAN KERIS
Salah satu gaya tari Bali dengan penari yang lemah gemulai






BAB II
PANDANGAN PULAU BALI
            Pulau Bali terletak di Indonesia bagian tengah karena menggunakan Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA) yang mempunyai jarak waktu 1 jam lebih cepat dari Pulau Jawa. Lebih tepatnya 900’-700’ LS dan 11400’-11600’ BT dengan luas 5634 km2. Pulau Bali termasuk gugusan Pulau Nusa Tenggara.  
            Bali memang memiliki keanekaragaman daya tarik wisata yang mengagumkan. Tidak heran jika pulau yang indah ini sanggup menarik jutaan wisatawan baik asing maupun domestik setiap tahunnya. Hampir setiap media internasional yang berhubungan dengan pariwisata dunia menempatkan Bali pada tempat teratas tujuan wisata tropis yang paling diminati.
            Bali terkenal dengan daya tarik tradisi dan budayanya. Banyak wisatawan datang untuk mengunjungi berbagai pura dan menyaksikan tarian-tarian yang masing-masing memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri.
            Namun, sebagai surga wisata tropis yang lengkap dengan pegunungan lembah, ngarai, tanah pertanian, pantai, bahkan sampai panorama yang cantik didasar laut. Bali juga menawarkan banyak hali lain yang tidak kalah menarik. Bangunan pura, adat istiadat, serta kebiasaan masyarakat Bali yang sangat kental dengan budayanya. Menjadikan Bali selalu hidup untuk wisata Nasional. Wajar saja, jika Bali disebut Pulau Dewata. Ini memang surganya wisata.
            Berbicara tentang Pulau Bali memang lain sekali dengan arah wisata yang lain di Indonesia. Bali memiliki pesona tersendiri baik segi ekonomi, sosial, budaya, adat istiadat, dan lingkungan sosialnya.
            Di sini penulis ingin membeberkan satu persatu mengenai Pulau Bali.
A. PEMERINTAH
            Pulau bali merupakan daerah tingkat 1 (satu) yang terdiri dari 9 (sembilan) kabupaten, yaitu :
            1. Kabupaten Tabanan
            2. Kabupaten Netara
            3. Kabupaten Gianyar
            4. Kabupaten Klungkung
            5. Kabupaten Buleleng
            6. Kabupaten Singaraja
            7. Kabupaten Badung
            8. Kabupaten Karang Asem
            9. Kabupaten / Kota Madya Denpasar
            Susunan Pemerintahan :
            1. Daerah Tingkat I     : dipimpin oleh GUBERNUR
            2. Daerah Tingkat II   : dipimpin oleh BUPATI
            3. Kecamatan              : dipimpin oleh CAMAT
B. KEADAAN TANAH
            Keadaan tanah di Pulau Bali adalah terdiri dari pegunungan, batuan kapur, vulkanis, endapan, dan lain-lain. Juga terdapat gunung api sehingga tanahnya subur dan sangat cocok untuk pertanian. Sedangkan iklim di Bali merupakan iklim tropis.
C. MATA PENCAHARIAN
            Pada umumnya masyarakat Bali mempunyai mata pencaharian sebagai berikut :
            1. Pertanian : Padi, dapat dilihat sepanjang jalan. Terutama di dataran rendah.
            2. Berdagang : Barang-barang hasil kerajinan dan oleh-oleh khas. Dapat di lihat sepanjang pantai, pasar Sokawati, Krisna, Dewata, Kacang Bali, bahkan hampir di setiap obyek wisata pasti terdapat dagangan yang khas.
            3. Berkebun : Strowberry tumbuh sangat baik di Bedugul yang mempunyai suhu sampai 180C.
            4. Berternak : Babi, Ayam, dan Lembu.
            5. Pengrajin : Membuat patung, ukiran, dan lain-lain.
            6. Pariwisata : Guide, pemandu wisata, dan lain-lain.
D. SISTEM PERTANIAN
            Karena keadaan di Pulau Bali tanahnya berbukit-bukit, maka pengelolaan tanah dan lahan sawah dikerjakan secara terasiring dengan tanaman padi dengan hasil yang melimpah karena adanya pengairan yang teratur. Sebuah organisasi yang mengelola pengairan yang sangat terkenal dengan nama Subak.
E. HASIL PERTANIAN
            Pulau Bali mempunyai penghasilan yang tidak lain dari penghasilan daerah Pulau Jawa, hasil-hasil itu adalah : padi, jagung, tebu, pisang, kelapa, dan lain-lain.
            Tanaman disana keliatan subur karena cocok dengan iklimnya.
F. KERAJINAN
            Bali merupakan pulau penghasil berbagai kerajinan yang dikerjakan sendiri oleh Putra-Putri Bali. Kerajinan itu antara lain :
            1. Kerajinan Tenun
            2. Kerajinan Patung
            3. Kerajinan bahan pakaian (Endek)
            4. Kerajinan perhiasan (emas atau batu permata)
            5. Kerajinan Ukiran
G. KESENIAN
            Kesenian di Bali meliputi :
            1. Seni tari : Barong, Pendet, dan lain-lain
            2. Seni musik : Gamelan
            3. Seni Rupa : Patung, Ukiran, Lukis, dan Batik
H. UPACARA AGAMA DAN ADAT ISTIADAT
            Upacara agama dan adat istiadat meliputi :
            1. Kuningan : perayaan galungan. Untuk memperingati kemenangan darma (kebaikan) dalam melawan adarma (bukan kebaikan atau keburukan). Biasanya untuk melapisi patung dan ukiran berwarna kuning. Saat perayaan kuningan setiap rumah membuat Penjor yang berisikan hasil bumi seperti padi, jagung, tebu dan lain-lain. Di dalam Penjor terdapat bunga atau canang sebagai wujud syukur atas rejeki yang di berikan. Di dalam Penjor terdapat yang berbentuk bulat sebagai Tamiyeng atau Tameng yang berarti pelindung. Selain itu ada juga yang panjang-panjang sebagai senjata. Di Penjor juga terdapat bambu isi tebu. Sebenarnya bukan dalam artian sebenarnya karena bambu itu memang diisi tebu. Pada saat H-1 mereka menyiapkan sesaji, memasang Penjor, dan menyembelih babi yang sebagian dimakan sebagiannya lagi untuk sesaji. Pada hari H mereka berdoa di Pura rumah yang terletak disebelah kanan depan rumah. Setelah itu baru mereka ke Pura. Disana mereka melakukan Tumpek Binatang, Tumpek Uduh (berdoa untuk tumbuhan agar berbuah), dan Tumpek Landep (perkembangan teknologi). Pada hari H+1 setiap keluarga melakukan silaturahmi saling minta maaf dan memaafkan. Berbeda dengan perayaan Nyepi, perayaan Kuningan harus ramai dan meriah.
            2. Melis : perayaan menuju sumber air. Biasanya menuju pegunungan. Agar airnya tetap mengalir.
            3. Saraswati: perayaan turunnya ilmu. Dirayakan untuk guru dan siswa sehingga sekolah libur. Mereka libur untuk berdoa. Mereka tidak boleh membuka buku atau membaca buku.
            4. Pager wesi : perayaan bertuah.
            5. Med-medan : perayaan ciuman masal. upacara ini bermula ketika Raja Desa Sesetan mengalami sakit yang tidak diketahui apa. Banyak tabib didatangkan tetapi tidak dapat menyembuhkannya. Pada suatu hari Raja itu dijenguk oleh pasangan muda yang sedang jatuh cinta. Pasangan itu berciuman di depan Raja. Seketika Raja itu sembuh. Dan untuk memperingatinya maka di buat upacara Med-Medan atau Omed-Omedan. Upacara ini tidak dilakukan sembarang orang. Hanya pemuda-pemudi yang belum menikah dan tinggal di desa Sesetan. Upacara ini dilakukan di Jalan Utama Sesetan. Upacara ini dilakukan satu tahun sekali setelah Nyepi. Sebelum melakukannya mereka melakukan sembahyangan. Caranya baik pria maupun wanita membuat barisan satu-satu memnjang ke belakang. Pria dan wanita berhadap-hadapan dan menunggu aba-aba untuk melakukan ciuman tetapi mereka juga disiram dengan air untuk menyulitkan dalam melakukan ciuman. Dan barisan yang ada di belakang mendorong temannya ynag di depan. Mereka tidak boleh memilih pasangannya. Siapapun yang ada di depannya harus mau dicium atau mencium. Upacara ini sempat dihentikan saat mulai adanya Undang-Undang anti pornografi dan pornoaksi. Ternyata setelah ritual ini dihentikan, datang musibah yang melanda Desa Sesetan tersebut. Kemudian pemimpin Desa Sesetan memerintahkan untuk mengadakan ritual med-medan lagi.





BAB III
TANAH LOT
A. Sejarah
            Pada zaman dahulu di kerajaan Majapahit, Jawa Timur muncullah seorang resi yang sangat terkenal bernama Dang Hyang Dwi Jendra. Beliau sangat dihormati oleh rakyat karena besar pengabdian beliau, member kesejahteraan rohanian dan membatasi kesengsaraan hidup. Beliau banyak melakukan “Dharma yatra” (perjalanan keagamaan) Dharma Yatra ini dilakukan di Jawa, Bali, Lombok, dan Sumbawa. Di Bali sangat luas Dharma Yatra beliau dan terkenal dengan sebutan “Penenda Sakti Wana Weruh” atau “Dang Hyang Niratha”. Sedangkan di Pulau Lombok terkenal dengan sebutan “Tuan Semeru”
            Ketika Dharma Yatra beliau di Pulau Bali sekitar abad XV yang berkuasa di Bali waktu itu adalah “Dalem Watu Renggang”. Raja ini menyambut kedatangan belau dengan gembira dan sangat hormat. Dharma Yatra di Pulau Bali sangat mengesankan, karena beliau mengajarkan dan memperkokoh tentang ajaran Dharma dan banyak mendirikan Pura, untuk membangkitkan kesadaran dan memperdalam ajaran-ajaran agama.
            Setelah beliau melakukan Dharma Yatra di Jambarana, Nagara tepatnya di Pura Pasimpangan untuk melakukan upacara rambut siwi atau pemujaan rambut. Beliau memberikan rambutnya untuk pemujaan karena ditempat tersebut sedang tertimpa musibah suatu penyakit. kemudian beliau ingin melanjutkan Dharma Yatranya. Ketika beliau berjalan beliau melihat suatu sinar suci dari arah tenggara. Beliau berjalanan menujuh ke tempat sumber cahaya dengan menyusuru pantai. Setelah beberapa waktu pelayaran, maka sampailah di tempat sumber cahaya itu keluar yang dari sebuah kedungan (pusat air/mata air). Dan tidak jauh dari tempat itu dijumpai juga sebuah tempat yang sangat indah yang oleh penduduk sekitarnya disebut GILIBEO (Gili : batu karang; beo : burung). Batu karang yang berbentuk burung. Dan dari tempat itu pula beliau mulai mengajar pelajaran agama kepada penduduk sekitarnya, yakni Desa Berebau yang dipimpin oleh seorang Bandesa dengan sebutan “Bandesa Berebah Sakti”. Penganut ajaran kebatinan tertentu lama-kelamaan tersiarlah Dang Hyang Nirartha sebagai pengajar agama yang akhirnya banyak diikuti oleh masyarakat dan sedikit demi sedikit pengikut Berabau berkurang jumlahnya. Melihat kenyataan ini mereka maka mulai mengganggu Dang Hyang Mirartha bersama dengan pengikutnya. Bandesa mengusir Dang Hyang Nirartha karena dianggap merugikannya, namun dengan kekuatan Yoga Samedri, beliau dapat menghalangi maksud Bandesa Berabu dengan jalan menggeser tempat beliau beryoga itu kearah tengah laut. Sumber lain mengatakan bahwa Dang Hyang Nirartha mengeluarkan sumber air dengan tongkatnya sehingga seolah-olah lepas dari pulau. Sumber air itu yang sekarang disebut air suci. Bandesa melawan Dang Hyang Nirartha dengan menggunakan keris. Sedangkan Dang Hyang Nirartha menggunakan ikat pinggang (selendang) untuk menangkis keris Bandesa. Sobekkan dari selendang itu berubah menjadi ular suci (ular laut yang belang-belang) yang menjaga kesucian Pure. Jika terdapat orang yang jahat maka akan keluar dengan sendirinya.
            Semenjak itu beliau memberi nama tempat itu “Tanah yang Alot” dan “Tanah Laut” yang Lama kelamaan menjadi “Tanah Lot” yang artinya tanah yang terletak di tengah laut. Akhirnya Bandesa Beraban mengakui kesalahannya terhadap Dang Hyang Nirartha dan selanjutnya ia mengikuti ajaran-ajaran yang diajarkan oleh Dang Hyang Nirartha dengan sangat tekun bahkan menjadi pengikut yang paling setia. Seterusnya menyebarkan kepada masyarakat agar semua mengikuti beliau. Melihat kesungguhan ini maka Dang Hyang Nirartha meninggalkan tempat tersebut untuk melanjutkan Dharma Yatra. Beliau memberikan keris yang sangat sakti bernama “JARAME NARA” dan samapai sekarang keris itu dikeramatkan bahkan diupacarakan dan disembah setiap Hari Raya Kuningan dan keris itu disimpan di Puri Kediri. Upacara Piadalan (ulang tahun Puri) yaitu pada hari Rebo Kliwon Rangkir tiap Zio Hari sekali untuk menangkal hama.
            Tanah Lot disebut juga lembah putus cinta. Karena menurut mitos masyarakat setempat, Bila seorang pasangan belum menikah datang bersama-sama ke Tanah Lot, maka setelah pulang akan putus tanpa sebab.
B. Lokasi Tanah Lot
            Obyek Tanah Lot juga merupakan obyek wisata yang indah dan menarik dikenal di Pulau Bali. Tanah Lot yang berarti tanah yang terletak di tengah laut itu membuat pemandangan yang mengingatkan kita dengan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
            Karang-karang hitam yang menjulang tinggi sangat indah. Ombak di laut menerjang menerjang ganas pada karang-karang hitam yang berdiri menghadang terjangannya. Di laut ada sebuah Pura, apabila pasang maka Pura itu seolah-olah di tengah laut. Jadi Pura itu tidak dapat dikunjungi saat pasang. Maka sebelum di Pura itu ada sebuah Pura sebagai ganti tempat sesaji bila air laut pasang.
            Dan sudah menjadi kepercayaan penduduk Bali, ada catur cuntake atau empat pantangan saat memasuki Pura yaitu Wanita yang sedang datang bulan sebelum mandi besar, pasangan yang belum menikah tetapi wanitanya sudah tidak perawan, wanita yang baru melahirkan waktunya sampai 40 hari, dan orang yang sedang berduka waktunya sampai 3 hari, jika keluarganya waktunya sampai 10 hari. Perlu diketahui dengan adanya obyek wisata Tanah Lot tersebut memungkinkan penduduk sekitar Tanah Lot untuk memanfaatkan sebagai sarana perdagangan. Barang-barang yang diperdagangkan meliputi kerajinan tangan diantaranya adalah :
            1. Patung
            2. Hiasan dinding       
            3. Kalung, gelang dan cincin dari manic-manik ataupun kerang,
            4. Keramik.
            5. Telur angsa dihias
Dengan adanya perdagangan itu penduduk setempat dapat meniambah in come atau pendapatan dalam perekonomian.
            Selain dapat memberikan sarana perdagangan di daerah wisata tanah lot penduduk bisa menyediakan rumah-rumah penginapan. Dengan adanya rumah-rumah penginapan ini para wisatawan dapat menyewa beberapa waktu. Disana harga sewaan cukup tinggi terutama bagiwisatawan asing maka dengan uang sewa rumah penginapan itu penduduk bisa mendapatkan keuntungan yang sangat besar.
            Di Tanah Lot ada Pura yang terletak di atas. Pura tersebut sering digunakan ntuk sesaji dan upacara keagamaan. Di sana meskipun mayoritas beragama Hindu, tetapi ada juga tempat yang disediakan untuk bersembahyang bagi agama lain. Nama tempatnya Puja Mandala atau Pujangga Mandala. Disaa terdapat 2 Masjid, 1 Gereja Katholik, 1 Gereja Kristen, 1 Pura, dan 1 Wihara yang letaknya saat berdekatan. Dengan adanya tempat beribadh yang berdekatan itu menunjukkan adanya toleransi antar umat beragama.
            Pemandangan panorama yang alam yang indah di Tanah Lot dapat pula terancam suatu bencana. Batu-batu karang yang berdiri tegak di tengah lautan itu dapat hancur terkikis oleh ombak laut. Sedang Pura yang di bangun di atas karang hitam inipun lama-kelamaan bisa menjadi tidak kokoh karena alam tetapi mungkin juga oleh tangan-tangan yang tidak betanggung jawab dari para pengunjung. Bila para pengunjung itu terlalu ceroboh maka juga akan mengurangi keindahan obyek wisata. Oleh karena itu harus di jaga keselamatan Puranya tidak tercemar nama Tanah Lot.
            Karena terjadi abrasi atau pengikisan air laut maka Tanah Lot sudah tidak asli lagi. Sebagian sudah ditembel.








BAB IV
PANTAI SANUR
            Pantai Sanur merupakan pantai yang terkenal matahari terbitnya karena berada di sebelah timur Pulau Bali. Pasir dari pantai sanur merupakan campuran dari pasir hitam dan pasir putih. Mulanya pasirnya berwarna hitam tetapi karena pasirnya lama-lama terkikis dan menjadi sedikit, maka dicampur dengan pasir putih dari Pantai Kuta.
            Di Pantai Sanur lebih banyak padagang daripada pantai lainnya. Dapat dilihat sepanjang pantai ada penjual jagung bakar pedas manis dan yang sangat langka adalah mie yang berwarna biru. Di Pantai Sanur juga terdapat banyak pohon jadi tidak panas seperti pantai pada umumnya. Ombak dari pantai Sanur juga tidak terlalu besar, sehingga bisa digunakan untuk berenang anak-anak.
SEJARAH MUSEUM LE MAYEUR
Bangunan Museum Le Mayeur sangat terkesan tradisional Bali. Dari pondasi yang terbuat dari batu karang laut, tiang bangunan serta jendela penuh dengan ukiran. Le Mayeur berasal dari nama seorang pelukis dan juga bangsawan asal Belgia. Nama panjangnya Jean Le Mayeur de Merpres. Beliau datang pertama kali datang ke Bali pada tahun 1932.  Tiga ruang utama bangunan ini adalah ruang tamu yang dihiasi oleh lukisan, meja dan perabotan-perabotan berukiran antik. Ruang keluarga, yang penuh dengan lukisan-lukisan kecil ala Eropa. Dan ruang utama yang merupakan studio tempat. Le Mayeur melukis. Paling luas, dan dipenuhi oleh lukisan-lukisan berukuran besar. Le Mayeur tertarik dengan budaya Bali, waktu di Balelang Singaraja Le Mayeur melihat banjar Klanis atau hari jadi jadi Pura. Disana ditampilkan tari pendet yang merupakan tari wali atau tari khusus. Saat itu Le Mayeur jatuh cinta kepada salah seorang penarinya yang bernama Nipolog dan menikahinya pada saat Le Mayeur berumur 58 dan Nipolog berumur 18 yang kemudian menjadi obyek utama lukisannya, yang memenuhi ruang ini. Nipolog dibawa ke Belgia. tetapi saat Le Mayeur meninggal, Nipolog kembali ke Bali. Nipolog tinggal di rumahnya yang dekat dengan Pantai Sanur. Agar badan Nipolog tetap bagus, dia tidak boleh hamil. Sehingga tidak mempunyai anak. Akhirnya di buat perjanjian bahwa rumah itu akan diberikan kepada Pemerintah Daerah setelah Nipolog meninggal. Tetapi sepanjang usia Nipolog harus tinggal disitu. Untuk mengenang maka dipajanglah foto dari Le mayeur dengan Nipolog.
            Kokoh berdiri pohon kamboja yang berusia ratusan tahun ini, menunjukkan keasrian halaman. Pada tahun 1957, Bahder Djohan, yang ketika itu adalah Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan RI, menggagaskan untuk merubah rumah kediaman ini menjadi museum, demi melestarikan karya seni Le Mayeur. Obyek utama yang diserahkan ke pemerintah, disamping lukisan, termasuk bangunan, juga peralatan keseharian yang pernah digunakan oleh Le Mayeur. Le Mayeur meninggal pada tahun 1958 di usia 78 tahun karena kanker telinga, dan dimakamkan di Brussel. Ada dua bangunan tambahan setelah kepergian Le Mayeur yakni Bale Bengong dan Bale Pacanangan. Karena letaknya yang strategis, banyak wisatawan asing maupun lokal mengunjungi tempat ini.













BAB V
TAMPAK SIRING
A. Sejarah Tampak Siring
            Pada zaman dahulu di Bali terdapat sebuah kerajaan yang bernama kerajaan Bata Anyar. Kerajaan ini terletak di wilayah Kintamani dan di sebuah bukit yaitu bukit Gulingan dan kerajaan ini dipimpin raja yang bergelar Prabu Maya Denawa. Yang menganut agama Budha Hinayana. Agama ini memiliki ajaran yang mengatakan bahwa tidak membenarkan adanya Tuhan Yang Maha Esa. Padahal mayoritas penduduk Bali memiliki kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sehingga menimbulkan perbedaan aliran kepercayaan yang sangat nampak antara rakyat dengan raja. Meskipun demikian raja tetap berkuasa. Beliau mengeluarkan suatu perintah yaitu melarang semua rakyat di Pulau Bali untuk tida percaya kepada Tuhan atau disebut juga Atheis.
            Dengan adanya aturan seperti itu rakyat di Pulau Bali menjadi tertekan. Dan pada saat itu muncul seorang pemuda dari kalangan rakyat biasa yang tidak setuju dengan perintah raja. Pemuda itu bernama Sri Putranjaya yang menganut agama Siwa. Dengan tampilnya pemuda tersebut rakyat berusaha menyingkir dari Prabu Maya Denawa.
            Generasi dari kerajaan di Pulau Bali ini maka lahirlah Proklamasi 45 yang memunculkan Soekarno sebagai presiden RI. Karena beliau sebagai presiden maka ingin mendirikan sebuah pasanggrahan di sini. Beliau memilih bukit Gulingan ini karena sangat bersejarah.
            Akhir dari Tampak siring adalah bergantinya nama bukit Gulingan menjadi Tampak Siring. Nama itu merupakan kutukan Dewa Indra yang mengutuk Prabu Maya Denawa yang kakinya tampak miring. Selain itu juga terbunuhnya Prabu Maya Denawa yang kemudian berubah menjadi patung. Ia terbunuh di sebuah hulu sungai Danata. Darahnya mengalir bersama aliran sungai tersebut dan di kutuk oleh Dewa Indra yang tak boleh menggunakannya.
B. Lokasi Tampak Siring
            Terdapat di area tanah yang luas dan berada di daerah perbukitan yang memiliki udara yang sejuk dan juga pemandangan yang indah.




















BAB VI
SANGEH
            Sangeh adalah salah satu dari berbagai obyek wisata di Bali yang cukup dikenal. Saengeh terdapat sebuah Pura yang bernama Bukit Sari yang terletak pada lahan yang masih berupa hutan yang sangat luas. Namun hutan itu merupakan cagar alam yang sangat berhasil. Tidak ada seorangpun penduduk yang berani merusak pohon-pohon didalamnya. Pohon dibiarkan tumbuh sendiri dan mati sendiri. Sehingga dengan demikian keadaan alamnya cukup mengagumkan dengan adanya pohon-pohon yang subur dan daunnya yang lebat membuat udara di sekitarnya menjadi sejuk dan segar.
A. Sejarah Sangeh
            Kono menurut cerita, kera itu adalah sebagian dari prajurit rajanya yang bernama Anoman. Anoman yakni seekor kera putih yang sangat sakti. Bermula ketika Prabu Rama mengalami kekalahan sewaktu melawan Prabu Dasamuka. Dan didalam membelas dendam atas kematian Lesmana (adik Rama) dan dicurinya Dewi Shinta, Prabu Rama bertapa dan Beliau hendak minta pertimbangan pada para Dewa-Dewa yang ada di Nirwana. Tetapi di tengah jalan Beliau bertemu dengan seorang Brahmana yang tak dikenalnya dan atas sarannya Brahmana itu, Prabu Rama disuruh pulang dan mencari bunga “Congkok Wijaya Kusuma”.
            Sampailah Prabu Rama dinegaranya dan mencari Anoman untuk mencari bunga itu. Akhirnya Anoman dengan kesaktiannya terbang pada suatu tempat yang disitu banyak sekali tumbuhan beraneka ragam bunga. Kemudian raja itu termenung dan dia mnemukan akal yaitu dirubahnya dirinya menjadi raksasa dan mengangkat gunung tersebut menjadi 2 bagian dan membawanya terbang. Namun diperjalanan pulang, tanah-tanah dan gunung itu banyak yang berjatuhan dan salah satunya jatuh di Sangeh. Karena Anoman khawatir bunga yang dicarinya terjatuh maka di Sangeh ia mengutus para prajuritnya untuk menjaga dan mencarinya. Dalam tugasnya prajurit itu dibagi menjadi 3 kelompok dengan tugasnya masing-masing yaitu :
            Kelompok di depan
            Kelompok tengah
            Kelompok belakang
            Sebelum meninggalkan Sangeh, Anoman berpesan kepada anak buahnya agar jangan pergi. Dan yang terjadi sampai sekarang banyak kera yang tinggal di sana.
            Di sangeh juga terdapat dongeng yang sangat menarik, mengapa para penjual di los-los memasang tempurung kura-kura di setiap los-losnya untuk menyingkirkan kera.  Ceritanya bermula ketika Kera dan Kura-kura bersahabat. Pada suatu hari kera ingin bertemu dengan kura-kura. Kemudian kera mengirim pesa kepada kura-kura atas maksud dari dirinya. Setelah sepakat mereka bertemu di Sanur. Di sana mereka berjemur dan berwisata. Tetapi mereka lupa tidak membawa bekal. Mereka pun memutuskan untuk mencari makanan. Saat itu mereka melihat kebun pisang yang sedang berbuah. Karena yang bisa memanjat hanya kera, maka kera memanjat pohon dan akan memberikannya kepada kura-kura. Akhirnya kera itu memanjat pohon. Kura-kura menunggu di bawah, tetapi tidak ada satupun buah yang dijatuhkan oleh kera. Berjam-jam kura-kura itu menunggu, kemudian kera turun dan mengatakan bahwa semua pisangnya tidak enak padahal semua pisang dihabiskan oleh kera. Kemudian mereka meninggalkannya. Tetapi kura-kura tidak bodoh. Kura-kura pun membalas perbuatan kera. Pada hari berikutnya kura-kura memberitahu kera bahwa kura-kura bahwa dia akan menunjukkan tempat yang banyak pohon pisangnya. Tanpa berpikir panjang kera langsung menyetujuinya. Ternyata untuk menuju kebun pisang itu harus menyeberang dulu. Karena kera tidak bisa berenang, akhirnya kura-kura memberikan tumpangan di punggungnya. Saat sampai ditengah laut, kura-kura menyelam kedalam laut. Kera pun tenggelam. kera meminta tolong kepada kura-kura dan meminta maaf atas kesalahannya. Kura-kura mau memaafkan kera tapi ada syaratnya. Kera tidak boleh mengganggu kura-kura lagi sampai anak cucunya. Oleh karena itu setiap melihat tempurung kura-kura, kera akan menghindar. Begitu juga saat kita dinaiki kera padahal kita takut kera. Jangan berteriak karena justru akan mendatangkan kera yang lain. Tetapi cukup jongkok maka kera akan turun dengan sendirinya karena kera menganggap yang pendek itu kura-kura.
            Jika kalian dinaika kera dank era itu buang air kecil di kepala kalian. Kalian akan menganggapnya itu suatu musibah. Padahal menurut mitos masyarakat setempat orang itu akan mendapatkan berkah.
B. Keadaan dalam Sangeh
            Dengan strategisnya Sangeh sebagai obyek wisata maka memungkinkan para wisatawan kesana, mereka ingin menyaksikan kera-kera yang lain dari kera umumnya. Kera Sangeh tidak nakal dan tidak menggigit tetapi bahkan lucu-lucudan minta didukung.
            Bagi siapa yang memasukkan ke dalam lokasi ini tidak boleh membawa tas, dompet dan barang-barang lainnya karena bisa jadi era itu nanti mengambil atau merebut barang-barang itu.
C. Sangeh dalam hubungannya dengan ekonomi
            Di sebelah depan Pura Sangeh itu ada los-los yang besar disamping sebelah los-los juga ada. Los-los ini kebanyakkan berjualan pakaian tetapi ada juga kerajinan-kerajinan yang diperdagangkan.








BAB VII
PANTAI KUTA
            Mempunyai pasir ynag berwarna putih. Ditinjau dari jarak tempuh dari jantung kota kabupaten tingkat II Badung. Sedang ditinjau dari jarak tempuh dari jantung kota Denpasar menuju kebarat 11 km.
            Ada 3 tokoh tang memperkenalkan obyek wisata kuta :
1.  Seorang pedagang Matlenge
Ia berasal dari Eropa yang memiliki relasi Yang sangat banyak (pada tahun 1931). Hal ini mengakibatkan banyak orang Eropa yang datang ke Kuta.
2. Minseng (nama aslinya Dollowati)
Minseng adalah seorang wisatawan yang berasal dari Scotlandia. Ia diberi nama Minseng karena matanya seperti kucing. Saat Minseng datang ke Bali (pada tahun 1945) pada pemuda Bali sedang berperang menumpas sisa-sisa penjajah yang ada di Bali. Ia menyelundupkan senjata-senjata dari Scotlandia (negara asalnya). Melihat jasa Minseng, Raja Kuta mengangkat Minseng menjadi putrinya dan diberi nama Ketut Tantri. Banyak orang Scotlandia yang datang ke Kuta untuk mengunjungi makam Minseng (letak makam di sebelah barat Bandar Udara Igusti Ngurah Rai).
3. Patih Gajah Mada
Patih Gajah Mada diutus ke Bali untuk menunaikan tugas yaitu menyatukan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit. Tetapi Asta Sura Bumi Banten ingin memisahkan diri dari kerajaan induk Majapahit. Ia membantu kubu pertahanan Kuta. Sebelum bernama Kuta namanya pantai Petitegel. Nama itu berubah menjadi Majapahit karena Asta Sura ratna. Kuta berasal dari kata “ku” yang berarti kubu dan “ta” yang berarti pertahanan.
            Untuk menuju Pantai Kuta tidak menaiki bus atau mobil pribadi. Disana disediakan Komotra yang identik dengan penumpang yang banyak sekali sampai keluar dari mobil. Hal ini dilakukan untuk mencegah macet. Jarak kuta dari tempat parker kira-kira 1 km.




















BAB VIII
TARI BARONG DAN KERIS
            Tarian “BARONG DAN KERIS” adalah sebuah tarian yang menggambarkan pertarungan antara kebaikkan melawan kejahatan. “BARONG” adalah maklok mithologi yang mewakili kebaikkan dan makluk yang menggambarkan kejahatan adalah “RANGDA”
GENDING PEMBUKAAN
Barong, ditemani seekor kera sedang berada di dalam hutan yang lebat. Kemudian datanglah tiga orang bertopeng yang membuat keributan dan merusak ketenangan hutan. Si kerapun tidak senang dengan kehadiran mereka dan akhirnya berkelahi dengan mereka dan berhasil memotong hidung salah satu dari mereka.
BABAK PERTAMA
Muncullah dua orang penari, mereka ini adalah pengikut setia dari Rangda yang sedang mencari para pengikut Dewi Kunti dimana mereka sedang dalam perjalanan untuk menemui Sang Patih.
BABAK KEDUA
Begitu pengikut Dewi Kunti ini tiba di tujuan mereka, salah satu dari pengikut Rangda berubah wujud menyerupai bentuk Rangda dan memasukkan roh jahat kepada para pengikut Dewi Kunti menyebabkan mereka menjadi kerasukan dan lupa ingatan sebelum mereka berhasil bertemu dengan Sang Patih. Tidak sadar akan perubahan yang dialami oleh para pengikut Dewi Kunti, Sang patih bersama-sama dengan mereka menghadapi Dewi Kunti.
BABAK KETIGA
Muncullah Dewi Kunti dan anaknya Sahadewa. Dewi Kunti telah berjanji kepada Rangda untuk menyerahkan Sahadewa sebagai korban. Sebenarnya, Dewi Kunti tidak rela mengorbankan anaknya Sahadewa kepada Rangda. Tetapi dengan ilmu sakti yang dimiliki Rangda dan dengan bujukkan para pengikut Dewi Kunti yang sudah kerasukan oleh roh jahat, Rangda bisa mempengaruhi pikiran dan akal sehat Dewi Kunti sehingga Dewi Kunti tiba-tiba marah dan menjadi sangat benci kepada anaknya Sahadewa. Dewi Kunti memberikan perintah kepada Sang Patih untuk membuang Sahadewa kedalam hutan. Sang Patih tidak membantah karena dirinya pun sudah dipengaruhi oleh ilmu jahat Rangda.
BABAK KEEMPAT
Sahadewa diikat dibawah pohon besar didalam hutan dan ditinggal sendirian. Tiba-tiba turunlah Dewi Siwa dari kahyangan. Merasa iba akan kondisi Sahadewa, Batara Siwa pun menganugerahkan keabadian dan kekekalan akan segala ilmu jahat kepada diri Sahadewa. Rangda yang kemudian datang untuk menyabut nyawa Sahadewa tidak sadar akan anugerah yang sudah diberikan oleh Batara Siwa erusaha mengoyak-oyak, mencabik dan membunuh Sahadewa tetapi tidak berhasil membunh Sahadewa, Rangda pun menyerah dan memohon ampunan kepada Sahadewa dengan demikian Rangda bisa menebus dosa-dosanya. Permintaan ini dipenuhi Sahadewa dan Sang Rangda pun mendapat pengampunan.
BABAK KELIMA
Kalika adalah murid Rangda yang paling sakti ilmunya. Kalika bermaksud menghadap Sahadewa untuk memohon pengampunan sebagaimana Rangda dulu memohon kepada Sahadewa. Tetapi Sahadewa menolak permintaan ini sehingga murkalah Kalika dan mengajak Sahadewa untuk berduel. Dalam pertempuran ini Kalika beberapa kali berubah wujud dirinya menjadi Babi Hutan tetapi berhasil dikalahkan oleh Sahadewa. Kalika berubah lagi menjadi Burung Gagak yang besar tetapi dapat pula dikalahkan oleh Sahadewa. Terakhir kalika berubah mengambil perwujudan Rangda. Karena saktinya Rangda ini Sahadewa menjadi kewalahan melawannya. Berusaha untuk memenangi pertempuran, Sahadewa berubah wujud menjadi Barong. Mereka terus bertempur sampai ada yang kalah, tetapi karena sama saktinya tidak ada yang menang ataupun kalah sehingga pertarungan inipun menjadi abadi dan dimana ada kejahatan disitu pula akan ada kebaikan yang akan terus bertempur melawan kejahatan.
PENUTUP
Muncullah para pengikut Barong dengan membawa keris bermaksud untuk menolong Barong tetapi dengan ilmu saktinya, Kalika yang berwujud Rangda berhasil membuat roh jahat menguasai tubuh pengikut Barong sehingga mereka berbalik berusaha menikam diri mereka sendiri dengan keris. Barong dengan ilmu kebaikan menolong mereka dari kerasukan roh jahat dan berhasil mengusir roh jahat dari tubuh mereka.
            Sebenarnya tari Barong dan Keris ini hanya ditampilkan saat ada ritual keagamaan. Tetapi karena pengunjung datang tidak selalu pada saat ada ritual itu, maka diadakan pertunjukan tari Barong dan Keris setiap harinya pada pukul 09.30 – 10.30. Sekarang mempunyai cabang sejumlah delapan. Tari Barong dan Keris akan tetap dilakukan meskipun penontonnya hanya satu orang.













BAB IX
PUSAT OLEH-OLEH JOGER
            Joger merupakan tempat penjualan kata-kata. Karena akan ditemukan baju, gantungan kunci dan sandal yang penuh dengan kata-kata. Apa lagi kata-katanya sangat menarik dan selalu berganti-ganti seperti “beli tidak beli yang penting thank you”.
            Joger adalah satu-satunya pabrik kata-kata yang ada di Pulau Bali. Di Joger kita akan menemukan lautan manusia berdesak-desakan untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Karena menuju Joger harus menaiki Komotra seperti ke Kuta dan biasanya ramai dan macet. Maka pemilik Joger membuat Saudara Joger yang berada di dekat Bedugul. Pemilik Joger tidak mau menyebutnya cabang Joger.
            Keamanan di Joger sangat bagus. Karena sebelum memasuki Joger harus melewati sebuah pintu yang menggunakan sinar laser. Tetapi jangan kwatir dengan handphone dan kamera karena di teliti secara manual.
            Di Joger kita benar-benar di latih kesabaran dan belajar budaya antri. Jangan takut saat kita antri dalam waktu lama tiba-tiba ada yang menerobos anda. Karena ada petugas yang mengurusi antrian dan siap mengusir siapa saja yang tidak mau antri.
            Di Joger tidak seperti kebanyakan toko pada umumnya yang banyak pelayannya. Karena Joger mempunyai cermin yang sangat banyak di sana. Bukan hanya untuk mencoba baju atau sandal, tetapi untuk menjaga keamanan. Disamping itu, Joger mempunyai sisi tv yang dalam jumlah banyak.
            Joger mempunyai sisi yang unik. Jika ada yang mencuri walaupun Rp 100.000,00 , pemilik Joger tidak akan meminta uangnya. Mereka mempunyai cara tersendiri dengan menelanjangi si pencuri dan disuruh berkeliling di dalam toko Joger.
            Joger juga termasuk toko yang tertib. Mereka akan tutup jam 5 pas. Meskipun pembelinya seribu orang dan mau memborong semuanya, tidak akan dilayani.




















BAB X
MUSEUM BAJRA SANDI
            Disebut demikian karena bangunan ini pernah tidak mempunyai nama, dan bentuknya seperti bajra sehingga disebut BAJRA SANDI. Monument ini terletak di jalan raya Puputan Denpasar atau Niti Mandala Denpasar. Letak ini sangat srategis karena berdekatan dengan tempat-tempat wisata lain dan berada di tengh-tengahnya.
Penggagas                          : Prof.Dr. Ida Bagus Mantra (almarhum) Beliau adalah mantan gubernur daerah Bali.
 Ide pendirian                    : dapat dijadikan land marknya daerah Bali
 Mulai berdiri                     : tahun 1988
 Biaya pendirian                : 14,9 milyar
 Peletakan batu  pertama   : Agustus 1988

Untuk mendisain bangunan ini dilakukan sayembara yang dimenangkan oleh seorang mahasiswa dari Universitas Udayana, yang bernama Ida Bagus Yadnya. Tapi rancangan dan gambarannya disempurnakan lagi. Rancangan arsitektur ini menggunakan arsitektur campuran yaitu:
a.  Tradisional menggunakan sumber :   Lontar Kosala Kosali  dan Lontar Adi Purwa
b. Modern  dalam pembangunannya menggunakan:  Tembok,  Beton,  Besi,  Batu dari letusan Gunung Agung
Dalam pembangunannya, monument i
ni menggunakan konsep:
a. Tri Mandala:
- Utama Mandala yaitu berupa tempat suci atau Padmasana.
- Madya Mandala yaitu berupa kebun atau taman
- Nista Mandala yaitu berupa cemer atau Lapangan Puputan Margarana
b.  Tri Angga:
- Utama atau kepala yang  tidak berisi apapun atau kosong yang merupakan simbul keabadian.
- Madya atau badan terdapat pajangan diorama
- Nista atau kaki terdapat taman-taman
     Pembangunan monument ini juga mengambil nilai filosofis, yaitu pemutara Gunung Maandara Giri oleh para dewa dan raksasa yang bekerja sama guna memperoleh Tirta Ametha.

            Perkiraan selesainya monument ini adalah sekitar 5 sampai 6 tahun, namun karena terhambat dana, maka fisik dari monument ini selesai dibangun tahun 2001 dan pada tahun 2002 diadakan pengisian diorama dan pengelolaan taman-taman serta lapangan. Jika diukur secara keseluruhan maka:- luas monument: 70 X 70 meter. Luas lapangan: 13,8 ha. Diresmikan 14 Juni 2003 bertepatan dengan Pesta Kesenian Daerah Bali ke 25. Oleh Megawati Soekarno Putri yang waktu itu menjabat sebagai Presiden RepublikIndonesia. Anak tangga kori agung 17 buah
 Tiang penyangga: 8 buah
. Tinggi 45 meter. Dapat disimpulkan bahwa monument ini memiliki nilai patriotisme yaitu mengenang hari proklamasi kemerdekaan Indonesia yaitui 17 Agustus 1945.Dalam gedung ini terdapat 3 lantai yaitu:

 Lantai bawah:
Dalam lantai bawah terdiri dari berberapa ruang:
1.
Ruang informasi
2. Ruang administarasi
3. Ruang pameran
4. Ruang perputakaan
5. Ruang souvenir
6. Ruang rapat
7. Toilet
 Lantai tengah:
Merupakan tempat dipajangnya Diorama Perjuangan Rakyat Bali dari masa kemasa yaitu mulai dari Bali masa prasejarah, Bali masa Bali kuno, Bali masa setelah penguasa Majapahit, hingga Bali pada masa-masa perjuangan yang jumlahnya 33 unit. Diorama-diorama itu berjumlah 33 karena angka 33 adalah angka keseimbangan urip-urip jumlah dari penjuru mata angina.
Diorama merupakan miniatur dari suatu kegiatan atau kejadian. Untuk dapat mengetahui alur ceritanya maka kita diharapkan berputar 2 kali searah jarum jam untuk memutari lingkaran luar dan lingkaran dalam.
Ø Lingkaran luar: 1 sampai 20 Diorama
Diorama-Diorama tersebut menggambarkan:
• Diorama 1
Bali pada masa berburu dan mengumpulkan makanan (3000 SM)
• Diorama 2
Bali pada masa perundagian (2000 SM)
• Diorama 3
Stupika dan Prasasti Sukawana (778 M)
• Diorama 4
Rsi Markandeya (abad ke-8 M)
• Diorama 5
Rsi Kesari Warmadewa (914 M)
• Diorama 6
Gunapriyadharmapatni dan suaminya Dharmadayana Warmadewa (989-1011)
• Diorama 7
Konsep Kahyangan Tiga dari Empu Puturan (abad ke-11 M)
• Diorama 8
Kehidupan Banjar (abad ke-11 M)
• Diorama 9
Sistem Subak (abad ke-11 M)
• Diorama 10
Sri Astasura Ratna Bumi Banten (Tahun 1338 M)
• Diorama 11
Penobatan Sri Kresna Kepakisan (1347-1350)
• Diorama 12
Pembangunan Pura Dasar Gelgel (abad ke-14)
• Diorama 13
Dalem Waturenggong (1460-1550 M)
• Diorama 14
Dang Hyang Nirartha (1489 M)
• Diorama 15
Masa kejayaan kerajaan-krajaan di Bali (abad ke-17 sampai 19)
• Diorama 16
Patih Jelantik merobek surat Gubernur Jendral (1846)
• Diorama 17
Perang Jagaraga (1848-1849)
• Diorama 18
Patih Kusamba (1849)
• Diorama 19
Perlawanan Rakyat Banjar (1868)
• Diorama 20
Puputan Badung (1906)

Lingkaran Dalam: 21 samapai
Ø 33 Diorama
Diorama-Diorama tersebut menggambarkan:
• Diorama 21
Persiapan Sagung Wah melawan Belanda (1906)
• Diorama 22
Puputan Klungkung (1908)
• Diorama 23
Bangkitnya organisasi pemuda (1923-1928)
• Diorama 24
Bali dibawah Fasisme Jepang (1942-1945)
• Diorama 25
Menyebarluaskan berita proklamasi (1945)
• Diorama 26
Pusat komando pemuda Republik Indonesia (September 1945)
• Diorama 27
Peristiwa Bendera di Pelabuhan Buleleng (27 Oktober 1945)
• Diorama 28
Pertempuran Laut di Selat Bali (1946)
• Diorama 29
Serangan terhadap Tangsi NICA (1946)
• Diorama 30
Pembentukan Dewan Perjuangan Rakyat Indonesia Sunda Kecil (1946)
• Diorama 31
Pertempuran Tanah Aron (1946)
• Diorama 32
Pertempuran Marga (1946)
• Diorama 33
Bali dalam mengisi kemerdekaan (1950-1975)

 Lantai atas
Ruang peninjauan , tempat merenung sambil menikmati suasana keindahan di kejauhan sekeliling monument.

Tujuan didirikannya monument ini adalah untuk melestarikan nilai-nilai sejarah, rakyat bali dari masa ke masa seperti nilai: - patriotisme
- rela berkorban
- cinta tanah air
- perdamaian
- persatuan
- tetap menjaga persatuan dan kesatuan

Harapan :
 Disimak, dijiwai, dimaknai apa isi monument ini.  Menceritakan kepada masyarakat tentang isi Monument Perjuangan Rakyat Bali ini.
Tidak berkunjung ke tempat ini untuk pertama dan terakhir kalinya. Dapat menumbuhkan kecintaan terhadap lingkungan.




















BAB XI
HUTAN MANGROVE
            Posisinya lumayan dekat dengan kota, ada di bagian selatan kota Denpasar. Sesak dengan suasana keramaian kota dan polusi kendaraannya, berada di sini serasa menemukan dunia baru di tengah kebosanan itu. Sunyi, segar dan alami. Kicauan burung-burung, biawak yang berjalan dengan seenaknya sendiri, wangi khas lumpur laut, hamparan hijau pepohonan dengan burung-burung bangau yang bertenger di puncak pohon bila berada di menaranya dan tentu saja sampah yang nyangkut di sela-sela pepohon. Biasanya orang bilang mangrove center, merupakan hasil kerja sama antara departemen kehutanan dan JICA pada tahun 2001. Sebelumnya pada tahun 1992 juga dilakukan kerja sama diantara keduanya mengenai pengelolaan hutan mangrove yang lestari. Ada manfaat yang cukup berarti dari kedua kerja sama tersebut yaitu peningkatan luasan area hutan mangrove. Berdasarkan perbandingan analisis citra landsat tahun 1994 dengan tahun 2003, terlihat bahwa luasan hutan mangrove di kota denpasar dan Kab. Badung telah meningkat sekitar 200 ha.
            Sebelumnya hutan mangrove khususnya di denpasar selatan telah beralih fungsi menjadi tambak, dan sejak tahun 1992 itulah mulai di rehabilitasi. Tambak-tambak dan bangunan di area mangrove di bongkar dan di fungsikan lagi sebagai lahan hutan mangrove. Akan tetapi akibat semakin pesatnya pembangunan di denpasar, area-area di pinggiran jalan sekarang beralih fungsi lagi menjadi bangunan pertokoan.
            Keberadaan hutan mangrove sangat penting buat ekosistem pantai. di dalam sistem ekosistem mangrove bisa di temukan berbagai macam jenis kehidupan baik itu kehidupan darat maupun kehidupan air. Adapun fungsi-fungsi dari hutan mangrove adalah:
Fungsi fisik : hutan mangrove sebagai penahan abrasi pantai, penahan angin, dan intrusi air laut, perangkap/penahan sedimen.
Fungsi biologi : Hutan mangrove sebagai habitat satwa liar (burung, reptilia, amphibi, udang dan ikan), serta sebagai tempat untuk berkembang biak (Nursery ground) jenis-jenis ikan, udang dan kepiting
Fungsi sosial ekonomi: karena merupakan habitat ikan, udang dan kepiting-kepiting serta nilai ekonomi, maka masyarakat memanfaatkan sebagai tempat mencari nafkah dan memenuhi sebagian kebutuhan hidupnya
            Keberadaan hutan mangrove di kota denpasar ini selain sebagai kawasan hijau, juga sebagai kawasan ekowisata. Di mangrove center ini kita dapat belajar tentang ekosistem mangrove sambil menikmati pemandangan. Ada semacam jembatan di tengah-tengah hutan mangrove, jadi tidak perlu masuk lumpur, disepanjang jalan setapak (trail) ini kita bisa mendapat informasi tentang flora fauna dan penjelasan lainnya, dan kalau dirasa perlu kita juga bisa mendapatkan bantuan dari pemandu selama dilapangan. Mangrove center mempunyai jalan setapak dan jembatan di tengah2 hutan dengan 5 pondok peristirahatan, 2 tower dan 1 pondok untuk pengamatan burung. Tapi sayang kondisi saat ini sudah agak memprihatinkan terutama untuk fasilitas pendukung ekowisata. Jembatan-jembatannya yang sebagian besar terbuat dari kayu sudah banyak yang rusak, informasi-informasi disekitar jalan setapak/jembatan banyak yang kotor dan tidak terawat. walaupun suasana alam hutan mangrovenya masih asri. Mudah-mudahan kedepannya ada perencanaan dan kegiatan untuk memperbaiki fasilitas2 tersebut. sehingga bisa dinikmati juga oleh orang2 setelah kita






BAB XII
KRISNA
            Krisna Bali berdiri untuk pertama kalinya pada tanggal 16 mei 2007 dengan pendirinya bapak Gusti Ngurah Anom yang sekaligus owner dari COK KONFEKSI. Salah satu pusat pabrik kaos Bali. Dibawah manajemen Cok Konfeksi inilah bermula sehingga tahun 2007 berdirilah Krisna Bali yang bertempat di jalan Nusa Indah No 79 Denpasar-Bali.
            Kini Krisna Bali telah hadir di 3 lokasi lain, yaitu di Jl. Nusa Kambangan dan yang satunya lagi di Jl. Sunset Road, Legian dan jalan Raya Kuta (dekat Airport). Kalau lokasi di Jl. Nusa Kambangan cukup sulit akses kesana karena sering macet, jalan masuk juga tidak terlalu besar apalagi memakai bus.
            Krisna Bali memiliki koleksi yang lengkap mulai dari T-shirt yang lengkap dengan motif-motif khas Bali, souvenir, makanan dan lainnya.
            Lokasi di Jalan Sunset Road menjadikan Krisna Bali sangat mudah diakses. Fasilitas parkir super luas, karena seramai apapun, belum pernah liat penuh parkirnya.
            Fasilitas lain yang dimiliki Krisna Bali adalah ruang belanja yang nyaman, food court, refresh area, dan lain-lain.








BAB XIII
GARUDA WISNU KENCANA
            Berada di Bukit Unggasan-Jimbaran-Bali. Patung ini merupakan karya pematung terkenal Bali Nyoman Nuarta. Monumen ini dikembangkan sebagai taman budaya dan menjadi ikon bagi wisatawan Bali dan Indonesia. Patung tersebut berwujud Dewa Wisnu yang dalam agama Hindu adalah Dewa pemelihara, mengendarai burung Garuda. Kisah Garuda dan kerajaan yang berkisah mengenai rasa bakti dan pengorbanan burung Garuda untuk menyelamatkan ibunya dari perbudakan yang akhirnya dilindungi oleh Dewa Wisnu. Patung ini diproyeksika dengan tata ruang dengan jarak pandang sampai 20 kmsehingga dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa Dua, hingga Tanah Lot.
            Patung Garuda Wisnu Kencana ini merupakan simbol dari misi penyelamayan lingkungan dan dunia. Patung ini dibuat dari campuran tembaga dan baja seberat 4000 ton, dengan tinggi 75 meter dan lebar 60 meter. Jika selesai, patung ini akan menjadi patung terbesar di dunia dan mengalahkan patung Liberty.










PENUTUP
A. Kesimpulan
            Pulau Bali adalah sebuah pulau yang indah dan sangat terkenal di dunia. Keindahan Pulau Bali diwarnai bermacam-macam seni budaya serta adat istiadat yang lain  dengan pulau selain Pulau Bali. Dengan berbagai keindahan itu, Pulau Bali khususnya dan bagi Indonesia umumnya.
            Penduduk Bali yang pada umumnya memeluk agama Hindu. Masyarakat di sini memang sanat kuat dalam beribadah. Ini terlihat di Pura-Pura dan juga dari banyak segi.
            Itulah Pulau Bali, pulau yang terkenal sebagai pulau Dewata, pulau yang mempunyai tata cara kehidupan yang berbeda dengan daerah lain. Selain itu seni budaya yang memperbanyak cerita keindahan Bali kesenian. Kesenian yang terkenal adalah seni tari dan seni lukis.
            Dari berbagai uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa Pulau Bali adalah sebuah pulau yang kaya akan kebudayaan sehingga mampu memberikan pendapat atau masukan yang tidak sedikit bagi Negara.
B. Saran
1.  Karena Pulau Bali merupakan daerah wista yang membawa citra bagi Bangsa Indonesia maka kita harus menjaga kelestarian budaya disana.
2. Tentang penginapan rasanya perlu ditingkatkan.
3.  Kami rasa semuanya sudah bagus baik transportasi, konsumsi, dan obyeknya tinggal mempertahankannya.
4. Untuk Obyek yang dikunjungi rasanya waktunya terlalu sempit sehingga kurang puas